Senin, 22 September 2014

PENELITIAN DESKRIPTIF BIDANG PENDIDIKAN




MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag

Logo-IAIN-Walisongo-Semarang.jpg

Disusun Oleh:
Umi Mukaromah                  123111157

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.       PENDAHULUAN
Manusia dianugerahi oleh Allah suatu keinginan dan dorongan untuk mengetahui, meskipun kadar dan derajatnya berbeda-beda pada setiap orang. Keingintahuan yang dimiliki oleh manusia itu memungkinkan dirinya untuk berupaya memahami keberadaan berbagai gejala yang ada. Oleh karena itu, kegiatan penelitian dilakukan sebagai upaya memahami dan memecahkan masalah. Dalam berbagai bidang, selalu ada masalah, baik yang bersifat sederhana maupun kompleks. Penelitian pendidikan memfokuskan pada masalah-masalah yang timbul dalam sistem pendidikan, dengan upaya memahami permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan, dengan mencari bukti dan dilakukan dengan menempuh langkah-langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis, dan logis, sehingga ditemukan jawaban atau pemecahan terhadap masalah tersebut.
Penggolongan jenis penelitian pendidikan berbeda-beda menurut segi mana penelitian ditinjau. Dari segi sifat permasalahannya, penelitian pendidikan dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu penelitian historis, deskriptif, perkembangan, kasus dan penelitian lapangan, korelasional, kausal-komparatif, ekperimental, dan penelitian tindakan (Margono S, 2010: 7). Bila kita membuka pustaka tentang berbagai laporan penelitian, baik yang berbentuk skripsi, tesis, dan disertasi, laporan profesional maupun artikel ilmiah hasil penelitian dalam berbagai jurnal atau media lain, akan dijumpai bagian terbesar dari penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Hal ini disebabkan, sangat banyak masalah yang cocok untuk diteliti melalui penelitian deskriptif, dan pelaksanaannya pun diasumsikan lebih mudah dari penelitian lain, sehingga penelitian ini cukup populer. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lengkap mengenai penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan.
II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apakah pengertian dan tujuan dari penelitian deskriptif?
B.     Apa saja jenis-jenis penelitian deskriptif?
C.     Bagaimanakah langkah-langkah penelitian deskriptif?
D.    Bagaimanakah contoh judul penelitian deskriptif?
III. PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Tujuan Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.[1] Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Banyak temuan penting yang dihasilkan dari penelitian deskriptif, umpamanya temuan-temuan tentang sistem tata surya, peredaran bumi, bulan, dan planet-planet lainnya, pertumbuhan tanaman, kehidupan binatang, kehidupan orang dalam berbagai lingkungan kehidupan, bagaimana guru-guru mengajar, bagaimana para siswa atau mahasiswa belajar, dan lain-lain.
Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk dari penelitian paling dasar.[2]
Sebagai contoh, dalam rangka memenuhi tugas akhir (skripsi) program sarjana, seorang mahasiswa bermaksud mengadakan penelitian tentang hubungan antara gaya mengajar guru dan keberhasilan belajar siswa. Sebagai langkah pertama, ia harus mendeskripsikan secara akurat gaya mengajar guru. Kemudian mengajukan beberapa pertanyaan deskriptif, seperti: Bagaimana gaya mengajar guru? Setelah pertanyaan ini terjawab, barulah ia dapat menghubungkan variabel tersebut dengan keberhasilan siswa. Di bawah ini adalah ilustrasi dari Ibnu Hadjar dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan” yang bersumber dari “Prestasi Belajar Mahasiswa: Antara Harapan dan Kenyataan (Studi Kasus Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan)” dalam “Jurnal Penelitian Walisongo” (1993) tentang bagaimana hasil analisis penelitian deskriptif yang mengawali analisis lebih lanjut yang dilaporkan.
Hasil Penelitian Deskriptif
Hasil Analisis Deskriptif Nilai Mahasiswa
Variabel
∑N
Maksimum
Minimum
Rentang
M
SD
MPS
70
3,8
1,3
2,5
3,03
0,57
Harapan
70
4,0
2,8
1,2
3,68
0,32
MPP
70
4,0
0,0
4,0
2,88
0,85

Keterangan: Tabel di atas memperlihatkan variasi distribusi nilai ketiga variabel. Nilai harapan yang ditargetkan oleh mahasiswa mempunyai mean tertinggi (M= 3,68) tetapi dengan SD dan rentang (SD= 0,32 dan rentang= 1,2). Sebaliknya, nilai MPP mempunyai  mean terendah (M=2,88) tetapi dengan SD dan rentang tertinggi (SD= 0,85 dan rentang= 4,0). Sedang mean, SD, dan rentang nilai MPS berada di antara kedua variabel (berturut-turut M= 3,03; SD= 0,57; rentang= 2,5). Hal ini menunjukkan bahwa nilai yang diharapkan mahasiswa terdistribusi secara lebih homogen daripada nilai dua variabel yang lain. Sebaliknya, distribusi nilai MPP yang diperoleh oleh mahasiswa lebih heterogen. Meskipun nilai yang diharapkan/ ditargetkan oleh mahasiswa berkisar antara 2,8 dan 4,0 (C+ s.d. A), dalam kenyataan nilai yang mereka peroleh merentang lebih luas, antara nilai minimal dan maksimal yang mungkin dapat dicapai (antara 0,0 dan 4,0 atau E s.d. A). Di samping itu, mean nilai yang diharapkan juga lebih tinggi dari kedua mean nilai nyata. Dengan kata lain. Harapan mahasiswa berada di atas prestasi riil mereka.[3]
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sitematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.[4]
Sementara itu, Mohammad Ali dalam bukunya yang berjudul “Strategi Penelitian Pendidikan” menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk berbagai maksud diperolehnya macam-macam temuan. Setiap maksud memandu ke arah pilihan metode tertentu, sedangkan setiap metode mengimplikasikan perlunya penggunaan teknik pengumpulan data yang sesuai. Secara garis besar aneka ragam maksud dilakukannya penelitian deskriptif adalah dalam rangka;
1.      Menelaah variabel-variabel lepas dalam suatu fenomena berdasarkan data yang dikumpulkan dari subjek banyak,
2.      Menelaah kasus tunggal secara mendalam,
3.      Menganalisis keterkaitan antara variabel-variabel dalam suatu fenomena yang diteliti.[5]
B.     Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif
Ada beberapa jenis penelitian yang dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif. Penelitian itu adalah:
1.      Studi kasus
Dalam studi kasus, peneliti berusaha menyelidiki seorang individu atau suatu unit-sosial secara mendalam. Peneliti mencoba menemukan semua variabel penting dalam perkembangan subyek tersebut. Yang ditekankan adalah pemahaman mengapa individu tersebut berbuat demikian dan bagaimana perilaku berubah ketika individu tersebut memberikan tanggapannya terhadap lingkungan. Hal ini memerlukan studi terperinci dalam waktu yang cukup lama. Peneliti mengumpulkan data tentang keadaan subyek pada saat ini, pengalamannya di masa lalu, lingkungannya, dan bagaimana kaitan faktor-faktor ini satu sama lain.
Kebanyakan studi kasus timbul dari usaha untuk memecahkan masalah. Keuntungan dari studi kasus adalah kemungkinannya melakukan penyelidikan secara mendalam; studi kasus berusaha memahami anak atau orang dewasa secara utuh dalam totalitas lingkungan individu tersebut. Bukan hanya tindakan individu pada masa kini saja yang dapat diselidiki, melainkan juga tindakannya di masa lalu, lingkungan, emosi, dan pikirannya.[6]
2.      Survei
Salah satu metode penelitian sosial dan pendidikan yang amat luas penggunaannya adalah penelitian survei. Ciri khas penelitian ini adalah data dikumpulkan dari responden/sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari seluruh populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pokok dalam pengumpulan data. Proses penelitian survei tidak berbeda jauh dengan penelitian ilmiah lainnya, dan merupakan usaha sistematis untuk mengungkapkan suatu fenomena sosial atau pendidikan yang menarik perhatian peneliti.
Penelitian survei dimulai dengan munculnya minat peneliti terhadap suatu fenomena sosial atau pendidikan tertentu, misalnya: tingkat partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 9 tahun di suatu daerah; keberhasilan pemberantasan buta aksara di suatu propinsi; hambatan pelaksanaan pendidikan anak usia dini di suatu propinsi; pendapat kalangan guru mengenai penerapan kurikulum baru, dan sebagainya.
Penelitian survei dalam bidang pendidikan lebih banyak digunakan untuk memecahkan permasalahan termasuk untuk kepentingan perumusan kebijakan pendidikan, bukan untuk pengembangan ilmu pendidikan. Oleh karena itu, penelitian survei tidak merumuskan hipotesis. Donald Arry mengemukakan bahwa survei berusaha mengungkap jawaban dari pertanyaan apa, bagaimana, berapa, dan bukan pertanyaan mengapa. Tujuan utama penelitian survei adalah mengumpulkan informasi tentang variabel, bukan informasi tentang individu-individu. Dengan demikian pertanyaan dalam penelitian survei disusun untuk memberikan informasi tentang variabel-variabel bukan untuk menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya sekalipun informasi tersebut mengandung dan menunjukkan adanya hubungan antar variabel.
Metode survei dalam penelitian pendidikan baik manfaatnya baik untuk memecahkan masalah-masalah praktis pendidikan maupun sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan pendidikan. Melalui metode ini dapat diungkapkan masalah-masalah aktual dan mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah ditentukan, atau menilai efektivitas suatu program.[7]
3.      Studi perkembangan
Penelitian deskriptif, tidak hanya mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian atau studi demikian disebut studi perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh seseorang, suatu organisme, lembaga, organisasi ataupun kelompok masyarakat tertentu. Ada dua macam penelitian perkembangan yaitu perkembangan longitudinal atau jangka panjang (longitudinal approach) dan perkembangan dalam tahapan tertentu atau jangka pendek (cross sectional approach).[8]
4.      Studi tindak lanjut (follow up studies)
Studi tindak lanjut (follow up studies) merupakan pengumpulan dan analisis data terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan, atau pembinaan. Studi ditujukan untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan mereka setelah ke luar dari institusi pendidikan atau pembinaan. Apakah ada dampak dari pendidikan, pelatihan, atau pembinaan yang telah mereka ikuti terhadap posisi mereka dalam jabatan struktural atau fungsional. Adakah peningkatan performansi dan kinerja mereka, mampukah mereka mengaplikasikan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mereka terima dari lembaga pendidikan yang baru saja mereka selesaikan, dan lain-lain.[9]
5.      Analisis dokumenter
Analisis dokumenter ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, dokumen yang validitas dan keabsahannya terjamin baik dokumen perundangan dan kebijakan maupun hasil-hasil penelitian. Analisis juga dapat dilakukan terhadap buku-buku teks, baik yang bersifat teoritis maupun empiris. Kegiatan analisis ditujukan untuk mengetahui makna, kedudukan dan hubungan antara berbagai konsep, kebijakan, program, kegiatan, peristiwa yang ada atau yang terjadi, untuk selanjutnya mengatahui manfaat, hasil atau dampak dari hal-hal tersebut.[10]
6.      Analisis kecenderungan (trend anlyses)
Studi kecenderungan pada dasarnya merupakan perpaduan antara metode dokumenter dan survei. Pelaksanaannya adalah berdasarkan suatu teori yang dikemukakan oleh berbagai ahli dan bahan literatur, dibuat perkiraan kecenderungan yang akan terjadi tentang suatu hal di masa yang akan datang, dengan menghubungkan teori atau hasil survei itu dengan data yang diperoleh di masa lalu.[11]
Agar dapat membuat rencana seselektif mungkin, sekolah (lembaga pemerintah) perlu membuat proyeksi tentang permintaan terhadap jasa mereka di masa yang akan datang. Lewat analisis dokumenter atau survei yang diulang pada saat-saat tertentu, mereka dapat mempelajari kecepatan dan arah perubahan, dan kecenderungan ini dapat digunakan untuk meramalkan keadaan di masa depan.[12]
7.      Studi korelasi
Studi korelasi pada hakekatnya merupakan penelaahan antara dua variabel pada satu situasi atau satu kelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antar fenomena atau hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Seorang peneliti yang ingin mengatahui apakah ada hubungan antara faktor kecepatan membaca dengan hasil belajar siswa dengan sistem modul; apakah ada hubungan antara nilai tes masuk SMA dengan prestasi belajarnya di SMA yang bersangkutan; atau apakah ada hubungannya antara tinggi rendahnya IQ siswa dengan hasil belajar dalam bidang studi Matematika atau IPA di SMA; dan semacamnya, dilakukan dengan studi korelasi. Untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain itu, diusahan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya.[13]
C.    Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif
Proses penelitian deskriptif menurut Arif Furchan dapat diikhtisarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Pernyataan masalah. Peneliti harus memulai penyelidikannya dengan pernyataan masalah yang jelas. Masalah ini menetapkan variabel-variabel yang akan diselidiki dalam studi itu dan menetapkan apakah studi itu hanya akan berusaha menyelidiki status variabel ini ataukah juga akan menyelidiki hubungan antara variabel-variabel tersebut.
2.      Identifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Peneliti memerinci informasi yang akan dikumpulkan, menyatakan apakah informasi ini bersifat kualitatif atau kuantitatif, dan mengidentifikasikan bentuk informasi ini (jumlah, skor-tes, jawaban atas kuesioner atau wawancara dan sebagainya).
3.      Pemilahan atau pengembangan instrumen pengumpul data. Kuesioner, wawancara, tes, dan berbagai macam skala adalah instrumen yang paling sering dipakai dalam penelitian deskriptif.
4.      Identifikasi populasi-sasaran dan penentuan prosedur penarikan-sampel yang diperlukan. Peneliti menentukan kelompok yang akan dicari informasinya. Dalam sensus, hal ini biasanya berupa kelompok setempat yang telah dirumuskan dengan jelas seperti siswa sekolah tertentu.
5.      Rancangan prosedur pengumpulan data. Peneliti menguraikan jadwal praktis untuk memperoleh sampel dan menggunakan instrumen.
6.      Pengumpulan data.
7.      Analisis data.
8.      Pembuatan laporan.[14]
D.    Contoh Judul Penelitian Deskriptif
Di bawah ini adalah contoh judul dari penelitian deskriptif:
1.      Deskripsi tentang Peran-Peran Guru dalam Proses Pembelajaran PAI
2.      Motivasi Guru dalam Meningkatkan Peran Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar PAI
3.      Pengaruh Kepribadian Guru terhadap Teknik Mengajar PAI
4.      Karakteristik tentang Guru PAI yang Baik dan Profesional
5.      Upaya-Upaya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran PAI
6.      Studi tentang Tingkat Penguasaan Materi PAI dalam Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar
7.      Studi Deskriptif tentang Pengaruh Profesional Guru terhadap Mutu Pendidikan
8.      Mengukur Tingkat Efektifitas Sikap Guru di dalam Kelas terhadap Hasil Proses Belajar Siswa
9.      Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Siswa terhadap Motivasi Belajar
10.  Upaya-Upaya Peningkatan Peran Siswa dalam Pembelajaran PAI
IV. ANALISIS
Metode penelitian adalah sebuah netode yang harus dipilih untuk memulai sebuah penelitian. Metodologi penelitian merupakan bagian yang biasanya menjelaskan tentang cara peneliti melakukan penelitian dan dengan cara bagaimana peneliti akan menyelesaikan penelitian tersebut. Dalam metodologi penelitian,
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:
1.      Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu penelitian?
2.      Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?
3.      Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untuk mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian.
Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi.
Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel), bisa juga lebih dan satu variabel. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan.
Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang telah diteliti. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan gambaran akurat, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.
Secara garis besar, penelitian dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan salah satu dari berbagai metode penelitian. Penelitian deskriptif bisa dilakukan dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian deskriptif dikenal dengan penelitian non eksperimental karena data yang akan diteliti, baik data saat ini maupun data di masa lalu, sudah ada dan tidak mungkin dimanipulasi. 
V.    KESIMPULAN
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan secara sitematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
Beberapa jenis penelitian yang dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif yaitu: (1) studi kasus; (2) survei; (3) studi perkembangan; (4) studi tindak lanjut (follow up studies); (5) analisis dokumenter; (6) analisis kecenderungan (trend anlyses); dan (7) studi korelasi.
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian deskriptif antara lain: (1) Pernyataan masalah; (2) Identifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; (3) Pemilahan atau pengembangan instrumen pengumpul data; (4) Identifikasi populasi-sasaran dan penentuan prosedur penarikan-sampel yang diperlukan; (5) Rancangan prosedur pengumpulan data; (6) Pengumpulan data; (7) Analisis data; dan (8) Pembuatan laporan.
VI. PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis demi perbaikan makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
S, Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Samsudi. 2006. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.



[1]Prof. Sukardi, Ph. D., Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 157.
[2]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 72.
[3]Drs. Ibnu Hadjar, M.Ed., Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), hlm. 275-276.
[4]Prof. Sukardi, Ph. D., Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 157.
[5]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 125.
[6]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 448-449.
[7]Samsudi, Disain Penelitian Pendidikan, (Semarang: UNNES PRESS, 2006), hlm. 45-46.
[8]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 77.
[9]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 80.
[10]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 81-82.
[11]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 130.
[12]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 462.
[13]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 128.
[14]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 471-473.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar