MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag
Disusun Oleh:
Umi Mukaromah 123111157
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Manusia dianugerahi oleh Allah suatu keinginan
dan dorongan untuk mengetahui, meskipun kadar dan derajatnya berbeda-beda pada
setiap orang. Keingintahuan yang dimiliki oleh manusia itu memungkinkan dirinya
untuk berupaya memahami keberadaan berbagai gejala yang ada. Oleh karena itu,
kegiatan penelitian dilakukan sebagai upaya memahami dan memecahkan masalah.
Dalam berbagai bidang, selalu ada masalah, baik yang bersifat sederhana maupun
kompleks. Penelitian pendidikan memfokuskan pada masalah-masalah yang timbul
dalam sistem pendidikan, dengan upaya memahami permasalahan yang dihadapi dalam
bidang pendidikan, dengan mencari bukti dan dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis, dan logis, sehingga
ditemukan jawaban atau pemecahan terhadap masalah tersebut.
Penggolongan jenis penelitian pendidikan
berbeda-beda menurut segi mana penelitian ditinjau. Dari segi sifat
permasalahannya, penelitian pendidikan dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu
penelitian historis, deskriptif, perkembangan, kasus dan penelitian lapangan,
korelasional, kausal-komparatif, ekperimental, dan penelitian tindakan (Margono
S, 2010: 7). Bila kita membuka pustaka tentang berbagai laporan penelitian,
baik yang berbentuk skripsi, tesis, dan disertasi, laporan profesional maupun
artikel ilmiah hasil penelitian dalam berbagai jurnal atau media lain, akan
dijumpai bagian terbesar dari penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
Hal ini disebabkan, sangat banyak masalah yang cocok untuk diteliti melalui
penelitian deskriptif, dan pelaksanaannya pun diasumsikan lebih mudah dari
penelitian lain, sehingga penelitian ini cukup populer. Dalam makalah ini akan
dibahas lebih lengkap mengenai penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apakah pengertian dan
tujuan
dari penelitian deskriptif?
B.
Apa
saja jenis-jenis penelitian deskriptif?
C.
Bagaimanakah
langkah-langkah penelitian deskriptif?
D.
Bagaimanakah contoh judul penelitian
deskriptif?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Tujuan
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya.[1]
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian deskriptif adalah suatu
bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah
ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena
lain. Banyak temuan penting yang dihasilkan dari penelitian deskriptif,
umpamanya temuan-temuan tentang sistem tata surya, peredaran bumi, bulan, dan
planet-planet lainnya, pertumbuhan tanaman, kehidupan binatang, kehidupan orang
dalam berbagai lingkungan kehidupan, bagaimana guru-guru mengajar, bagaimana
para siswa atau mahasiswa belajar, dan lain-lain.
Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum pengajaran
merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-fenomena kegiatan
pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang
dan satuan pendidikan. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk dari
penelitian paling dasar.[2]
Sebagai contoh, dalam rangka memenuhi tugas akhir (skripsi) program
sarjana, seorang mahasiswa bermaksud mengadakan penelitian tentang hubungan
antara gaya mengajar guru dan keberhasilan belajar siswa. Sebagai langkah
pertama, ia harus mendeskripsikan secara akurat gaya mengajar guru. Kemudian
mengajukan beberapa pertanyaan deskriptif, seperti: Bagaimana gaya mengajar
guru? Setelah pertanyaan ini terjawab, barulah ia dapat menghubungkan variabel
tersebut dengan keberhasilan siswa. Di bawah ini adalah ilustrasi dari Ibnu
Hadjar dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Kwantitatif dalam Pendidikan” yang bersumber dari “Prestasi Belajar Mahasiswa:
Antara Harapan dan Kenyataan (Studi Kasus Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Pendidikan)” dalam “Jurnal Penelitian Walisongo” (1993) tentang bagaimana hasil
analisis penelitian deskriptif yang mengawali analisis lebih lanjut yang
dilaporkan.
Hasil Penelitian Deskriptif
|
||||||
Hasil Analisis Deskriptif Nilai Mahasiswa
|
||||||
Variabel
|
∑N
|
Maksimum
|
Minimum
|
Rentang
|
M
|
SD
|
MPS
|
70
|
3,8
|
1,3
|
2,5
|
3,03
|
0,57
|
Harapan
|
70
|
4,0
|
2,8
|
1,2
|
3,68
|
0,32
|
MPP
|
70
|
4,0
|
0,0
|
4,0
|
2,88
|
0,85
|
Keterangan: Tabel di atas memperlihatkan variasi distribusi nilai ketiga
variabel. Nilai harapan yang ditargetkan oleh mahasiswa mempunyai mean
tertinggi (M= 3,68) tetapi dengan SD dan rentang (SD= 0,32 dan rentang= 1,2).
Sebaliknya, nilai MPP mempunyai mean
terendah (M=2,88) tetapi dengan SD dan rentang tertinggi (SD= 0,85 dan rentang=
4,0). Sedang mean, SD, dan rentang nilai MPS berada di antara kedua variabel
(berturut-turut M= 3,03; SD= 0,57; rentang= 2,5). Hal ini menunjukkan bahwa
nilai yang diharapkan mahasiswa terdistribusi secara lebih homogen daripada
nilai dua variabel yang lain. Sebaliknya, distribusi nilai MPP yang diperoleh
oleh mahasiswa lebih heterogen. Meskipun nilai yang diharapkan/ ditargetkan
oleh mahasiswa berkisar antara 2,8 dan 4,0 (C+ s.d. A), dalam kenyataan nilai
yang mereka peroleh merentang lebih luas, antara nilai minimal dan maksimal
yang mungkin dapat dicapai (antara 0,0 dan 4,0 atau E s.d. A). Di samping itu,
mean nilai yang diharapkan juga lebih tinggi dari kedua mean nilai nyata.
Dengan kata lain. Harapan mahasiswa berada di atas prestasi riil mereka.[3]
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sitematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian
deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena dua alasan. Pertama,
dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian
dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat
berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang
pendidikan maupun tingkah laku manusia.[4]
Sementara itu, Mohammad Ali dalam bukunya yang berjudul “Strategi Penelitian Pendidikan” menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk
berbagai maksud diperolehnya macam-macam temuan. Setiap maksud memandu ke arah
pilihan metode tertentu, sedangkan setiap metode mengimplikasikan perlunya
penggunaan teknik pengumpulan data yang sesuai. Secara garis besar aneka ragam
maksud dilakukannya penelitian deskriptif adalah dalam rangka;
1.
Menelaah variabel-variabel lepas dalam suatu
fenomena berdasarkan data yang dikumpulkan dari subjek banyak,
2.
Menelaah kasus tunggal secara mendalam,
3.
Menganalisis keterkaitan antara
variabel-variabel dalam suatu fenomena yang diteliti.[5]
B.
Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif
Ada beberapa jenis penelitian yang dapat digolongkan
sebagai penelitian deskriptif. Penelitian itu adalah:
1.
Studi kasus
Dalam studi kasus, peneliti berusaha
menyelidiki seorang individu atau suatu unit-sosial secara mendalam. Peneliti
mencoba menemukan semua variabel penting dalam perkembangan subyek tersebut.
Yang ditekankan adalah pemahaman mengapa individu tersebut berbuat demikian dan
bagaimana perilaku berubah ketika individu tersebut memberikan tanggapannya
terhadap lingkungan. Hal ini memerlukan studi terperinci dalam waktu yang cukup
lama. Peneliti mengumpulkan data tentang keadaan subyek pada saat ini,
pengalamannya di masa lalu, lingkungannya, dan bagaimana kaitan faktor-faktor
ini satu sama lain.
Kebanyakan studi kasus timbul dari usaha untuk
memecahkan masalah. Keuntungan dari studi kasus adalah kemungkinannya melakukan
penyelidikan secara mendalam; studi kasus berusaha memahami anak atau orang
dewasa secara utuh dalam totalitas lingkungan individu tersebut. Bukan hanya
tindakan individu pada masa kini saja yang dapat diselidiki, melainkan juga
tindakannya di masa lalu, lingkungan, emosi, dan pikirannya.[6]
2.
Survei
Salah satu metode penelitian sosial dan
pendidikan yang amat luas penggunaannya adalah penelitian survei. Ciri khas
penelitian ini adalah data dikumpulkan dari responden/sampel atas populasi
untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya
dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei adalah
penelitian yang mengambil sampel dari seluruh populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pokok dalam pengumpulan data. Proses penelitian survei
tidak berbeda jauh dengan penelitian ilmiah lainnya, dan merupakan usaha
sistematis untuk mengungkapkan suatu fenomena sosial atau pendidikan yang
menarik perhatian peneliti.
Penelitian survei dimulai dengan munculnya
minat peneliti terhadap suatu fenomena sosial atau pendidikan tertentu,
misalnya: tingkat partisipasi masyarakat dalam program wajib belajar 9 tahun di
suatu daerah; keberhasilan pemberantasan buta aksara di suatu propinsi;
hambatan pelaksanaan pendidikan anak usia dini di suatu propinsi; pendapat
kalangan guru mengenai penerapan kurikulum baru, dan sebagainya.
Penelitian survei dalam bidang pendidikan
lebih banyak digunakan untuk memecahkan permasalahan termasuk untuk kepentingan
perumusan kebijakan pendidikan, bukan untuk pengembangan ilmu pendidikan. Oleh
karena itu, penelitian survei tidak merumuskan hipotesis. Donald Arry
mengemukakan bahwa survei berusaha mengungkap jawaban dari pertanyaan apa,
bagaimana, berapa, dan bukan pertanyaan mengapa. Tujuan utama penelitian survei
adalah mengumpulkan informasi tentang variabel, bukan informasi tentang
individu-individu. Dengan demikian pertanyaan dalam penelitian survei disusun
untuk memberikan informasi tentang variabel-variabel bukan untuk menghubungkan
satu variabel dengan variabel lainnya sekalipun informasi tersebut mengandung
dan menunjukkan adanya hubungan antar variabel.
Metode survei dalam penelitian pendidikan baik
manfaatnya baik untuk memecahkan masalah-masalah praktis pendidikan maupun
sebagai bahan dalam merumuskan kebijakan pendidikan. Melalui metode ini dapat
diungkapkan masalah-masalah aktual dan mendeskripsikannya, mempelajari hubungan
dua variabel atau lebih, membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria
yang telah ditentukan, atau menilai efektivitas suatu program.[7]
3.
Studi perkembangan
Penelitian deskriptif, tidak hanya
mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan
dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian atau studi demikian disebut
studi perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian ini yang
dikaji adalah perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh
seseorang, suatu organisme, lembaga, organisasi ataupun kelompok masyarakat
tertentu. Ada dua macam penelitian perkembangan yaitu perkembangan longitudinal
atau jangka panjang (longitudinal approach) dan perkembangan dalam
tahapan tertentu atau jangka pendek (cross sectional approach).[8]
4.
Studi tindak lanjut (follow up studies)
Studi tindak lanjut (follow up studies)
merupakan pengumpulan dan analisis data terhadap para lulusan atau orang-orang
yang telah menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan, atau pembinaan.
Studi ditujukan untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan mereka setelah ke
luar dari institusi pendidikan atau pembinaan. Apakah ada dampak dari
pendidikan, pelatihan, atau pembinaan yang telah mereka ikuti terhadap posisi
mereka dalam jabatan struktural atau fungsional. Adakah peningkatan performansi
dan kinerja mereka, mampukah mereka mengaplikasikan pengetahuan dan
kecakapan-kecakapan yang mereka terima dari lembaga pendidikan yang baru saja
mereka selesaikan, dan lain-lain.[9]
5.
Analisis dokumenter
Analisis dokumenter ditujukan untuk menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen resmi, dokumen yang validitas dan keabsahannya
terjamin baik dokumen perundangan dan kebijakan maupun hasil-hasil penelitian.
Analisis juga dapat dilakukan terhadap buku-buku teks, baik yang bersifat
teoritis maupun empiris. Kegiatan analisis ditujukan untuk mengetahui makna,
kedudukan dan hubungan antara berbagai konsep, kebijakan, program, kegiatan,
peristiwa yang ada atau yang terjadi, untuk selanjutnya mengatahui manfaat,
hasil atau dampak dari hal-hal tersebut.[10]
6.
Analisis kecenderungan (trend anlyses)
Studi kecenderungan pada dasarnya merupakan
perpaduan antara metode dokumenter dan survei. Pelaksanaannya adalah
berdasarkan suatu teori yang dikemukakan oleh berbagai ahli dan bahan
literatur, dibuat perkiraan kecenderungan yang akan terjadi tentang suatu hal
di masa yang akan datang, dengan menghubungkan teori atau hasil survei itu
dengan data yang diperoleh di masa lalu.[11]
Agar dapat membuat rencana seselektif mungkin,
sekolah (lembaga pemerintah) perlu membuat proyeksi tentang permintaan terhadap
jasa mereka di masa yang akan datang. Lewat analisis dokumenter atau survei
yang diulang pada saat-saat tertentu, mereka dapat mempelajari kecepatan dan
arah perubahan, dan kecenderungan ini dapat digunakan untuk meramalkan keadaan
di masa depan.[12]
7.
Studi korelasi
Studi korelasi pada hakekatnya merupakan
penelaahan antara dua variabel pada satu situasi atau satu kelompok subjek. Hal
ini dilakukan untuk melihat hubungan antar fenomena atau hubungan antara suatu
variabel dengan variabel lain. Seorang peneliti yang ingin mengatahui apakah
ada hubungan antara faktor kecepatan membaca dengan hasil belajar siswa dengan
sistem modul; apakah ada hubungan antara nilai tes masuk SMA dengan prestasi
belajarnya di SMA yang bersangkutan; atau apakah ada hubungannya antara tinggi
rendahnya IQ siswa dengan hasil belajar dalam bidang studi Matematika atau IPA
di SMA; dan semacamnya, dilakukan dengan studi korelasi. Untuk mengetahui
hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain itu, diusahan dengan
mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi
pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada
hubungan antara keduanya.[13]
C.
Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif
Proses penelitian deskriptif menurut Arif Furchan dapat diikhtisarkan dalam
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pernyataan masalah. Peneliti harus memulai penyelidikannya dengan pernyataan
masalah yang jelas. Masalah ini menetapkan variabel-variabel yang akan
diselidiki dalam studi itu dan menetapkan apakah studi itu hanya akan berusaha
menyelidiki status variabel ini ataukah juga akan menyelidiki hubungan antara
variabel-variabel tersebut.
2. Identifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Peneliti memerinci informasi yang akan
dikumpulkan, menyatakan apakah informasi ini bersifat kualitatif atau
kuantitatif, dan mengidentifikasikan bentuk informasi ini (jumlah, skor-tes,
jawaban atas kuesioner atau wawancara dan sebagainya).
3. Pemilahan atau pengembangan instrumen pengumpul data. Kuesioner, wawancara, tes, dan berbagai macam
skala adalah instrumen yang paling sering dipakai dalam penelitian deskriptif.
4. Identifikasi populasi-sasaran dan penentuan prosedur penarikan-sampel yang
diperlukan. Peneliti menentukan kelompok yang akan dicari informasinya. Dalam sensus,
hal ini biasanya berupa kelompok setempat yang telah dirumuskan dengan jelas
seperti siswa sekolah tertentu.
5. Rancangan prosedur pengumpulan data. Peneliti menguraikan jadwal praktis untuk
memperoleh sampel dan menggunakan instrumen.
6. Pengumpulan data.
7. Analisis data.
8. Pembuatan laporan.[14]
D. Contoh Judul Penelitian Deskriptif
Di bawah ini adalah contoh judul dari penelitian deskriptif:
1. Deskripsi tentang Peran-Peran Guru dalam Proses Pembelajaran PAI
2. Motivasi Guru dalam Meningkatkan Peran Siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar PAI
3. Pengaruh Kepribadian Guru terhadap Teknik Mengajar PAI
4. Karakteristik tentang Guru PAI yang Baik dan Profesional
5. Upaya-Upaya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran PAI
6. Studi tentang Tingkat Penguasaan Materi PAI dalam Menunjang Kegiatan
Belajar Mengajar
7. Studi Deskriptif tentang Pengaruh Profesional Guru terhadap Mutu Pendidikan
8. Mengukur Tingkat Efektifitas Sikap Guru di dalam Kelas terhadap Hasil
Proses Belajar Siswa
9. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Siswa terhadap Motivasi Belajar
10. Upaya-Upaya Peningkatan Peran Siswa dalam Pembelajaran PAI
IV.
ANALISIS
Metode penelitian adalah sebuah netode yang harus dipilih untuk memulai
sebuah penelitian. Metodologi penelitian merupakan bagian yang biasanya
menjelaskan tentang cara peneliti melakukan penelitian dan dengan cara
bagaimana peneliti akan menyelesaikan penelitian tersebut. Dalam metodologi
penelitian,
Metode penelitian berhubungan erat dengan
prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain
penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur,
teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan
metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti
perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:
1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan
suatu penelitian?
2. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam
mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?
3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut
memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam
suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untuk mengendalikan kegiatan
atau tahap-tahap kegiatan serta mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian.
Metode penelitian menggambarkan rancangan
penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh,
waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh
dan diolah/dianalisis.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis
penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting
sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu
fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel
yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang
diuji. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi.
Penelitian deskriptif memusatkan perhatian
kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan
khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu
variabel), bisa juga lebih dan satu variabel. Dalam penelitian ini, peneliti
telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan
pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan.
Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
telah diteliti. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan gambaran
akurat, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan
gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi
dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan
mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau
proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek
penelitian.
Secara garis besar, penelitian dibagi menjadi
dua, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian
deskriptif merupakan salah satu dari berbagai metode penelitian. Penelitian
deskriptif bisa dilakukan dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian
deskriptif dikenal dengan penelitian non eksperimental karena data yang akan
diteliti, baik data saat ini maupun data di masa lalu, sudah ada dan tidak
mungkin dimanipulasi.
V.
KESIMPULAN
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk
penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah
ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena
lain. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sitematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat.
Beberapa jenis penelitian yang dapat
digolongkan sebagai penelitian deskriptif yaitu: (1) studi kasus; (2) survei;
(3) studi perkembangan; (4) studi tindak lanjut (follow up studies); (5)
analisis dokumenter; (6) analisis kecenderungan (trend anlyses); dan (7)
studi korelasi.
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian
deskriptif antara lain: (1) Pernyataan masalah; (2) Identifikasi
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; (3) Pemilahan atau
pengembangan instrumen pengumpul data; (4) Identifikasi populasi-sasaran dan
penentuan prosedur penarikan-sampel yang diperlukan; (5) Rancangan prosedur
pengumpulan data; (6) Pengumpulan data; (7) Analisis data; dan (8) Pembuatan
laporan.
VI.
PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi
manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap
kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
penulis demi perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Angkasa.
Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam
Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
S, Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Samsudi. 2006. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
[1]Prof. Sukardi, Ph. D., Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 157.
[2]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 72.
[3]Drs. Ibnu Hadjar, M.Ed., Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif
dalam Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), hlm. 275-276.
[4]Prof. Sukardi, Ph. D., Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan
Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 157.
[5]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa,
1993), hlm. 125.
[6]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 448-449.
[7]Samsudi, Disain Penelitian Pendidikan, (Semarang: UNNES PRESS,
2006), hlm. 45-46.
[8]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 77.
[9]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 80.
[10]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 81-82.
[11]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa,
1993), hlm. 130.
[12]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 462.
[13]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa,
1993), hlm. 128.
[14]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 471-473.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar