METODE DEMONSTRASI
MAKALAH
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : HADITS
Dosen
Pengampu : H. Darmuin, M.Ag
Kelas : PAI
2D

Oleh:
Umi
Mukaromah 123111157
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang penting
dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia
berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan.
Pendidikan mempunyai arti suatu proses
kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan
melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat
penting. Pendidikan yang kita dapatkan adalah di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
dan lingkungan masyarakat.
Kita mungkin saja dapat
menemukan suatu pendidikan yang sempurna, serta menerapkan strategi pemanfaatan
potensi sesempurna mungkin. Akan tetapi semua ini masih memerlukan realisasi
edukatif. Pelaksanaan itu memerlukan seperangkat metode dan tindakan pendidikan
untuk mencapai apa yang diharapkan. Ini semua hendaknya ditata dalam suatu
pendidikan yang menyeluruh dan terbaca dalam rangka tindakan dan perilaku yang
konkrit. Ada banyak metode yang digunakan dalam
proses pendidikan. Salah satunya adalah metode demonstrasi.
Untuk itu dalam pembahasan kali ini kami akan menyajikan bahan
diskusi tentang metode
demonstrasi.
Untuk lebih jelasnya mari kita
bahas makalah ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimanakah bunyi hadits Abi Qilabah tentang metode demonstrasi?
B.
Apa pengertian metode demonstrasi?
C.
Apa maksud dari hadits Abi Qilabah tentang metode demonstrasi?
III.
PEMBAHASAN
A.
Hadits Abi Qilabah tentang Metode Demonstrasi
عَنْ
أَبِيْ قِلاَ بَةَ قَالَ حَدَّ ثَنَا مَالِكٌ أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُوْنَ فَأَ قَمْنَا عِنْدَهُ
عِشْرِيْنَ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَكَانَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ رَحِيْمًا رَفِيْقًا فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدْ ا شْتَهَيْنَا
أَهْلَنَا أَوْ قَدْ ا شْتَقْنَا سَأَ لنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَ
خْبَرْنَاهُ قَالَ ارْجِعُوْا إِلَى أَهْلِيْكُمْ فَأَ قِيْمُوا فِيْهِمْ
وَعَلِّمُوْهُمْ وَمُرُوْهُمْ وَذَكَرَأَشْيَاءَ أَخْفَظُهَا أَوْ لاَ أَخْفَظُهَا
وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّي فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلاَةُ
فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيُؤَمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ ( رواه البخاري )
Artinya: Dari Abi Qilabah, dia
berkata: Malik telah bercerita kepada kami, kami datang kepada Nabi SAW, kami
adalah para pemuda yang akrab sekali. Kami tinggal bersama Nabi selama 20 hari.
Dan Nabi adalah seorang yang penyayang serta lemah lembut. Suatu ketika Nabi
yakin kami rindu pada keluarga kami dan kami benar-benar menginginkannya. Nabi
bertanya kepada kami tentang apa yang kami ajarkan setelah keberadaan kami di
sana. Maka Malik meneruskan cerita tadi, Nabi bersabda “ pulanglah kalian
kepada keluarga kalian, kemudian rawatlah mereka, ajarilah mereka dan
perintahkanlah mereka. Dan Nabi berpesan sesuatu yang lebih harus aku jaga dan
yang tidak harus aku jaga. Dan shalatlah kalian semuanya, sebagaimana aku
shalat. Dan apabila telah datang waktu shalat, maka adzanlah salah satu
diantara kalian. Dan yang paling tua diantara kalian jadikanlah imam.” (HR.
Bukhari)
B.
Pengertian Metode Demontrasi
Kata demonstrasi diambil dari “demonstration” (to show) yang
artinya memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu. Adapun
yang dimaksud dengan metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada
siswa.[1] Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara
mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau
pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau
peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan (guru, peserta
didik atau orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang
didemonstrasikan.[2]
Berbeda dengan metode eksperimen, metode demonstrasi titik tekannya adalah
memperagakan tentang jalannya suatu proses tertentu, sementara metode
eksperimen adalah melakukan percobaan/praktik langsung atau dengan cara
meneliti dan mengamati secara seksama. Perbedaan lainnya adalah metode
demonstrasi dilakukan oleh guru terlebih dahulu, baru diikuti oleh siswa,
sedangkan metode eksperimen dilakukan oleh guru dan siswa secara bersama-sama.[3]
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan
oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi ini contohnya digunakan
dalam penyampaian bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudhu,
shalat, memandikan jenazah, dan sebagainya.
Kelebihan dari metode ini diantaranya adalah sebagai berikut:
· Perhatian dapat
dipusatkan dan titik berat yang dianggap dapat diamati.
· Pemrosesan
dalam menyelesaikan permasalahan akan lebih terarah
· Merangsang
seseorang untuk lebih aktif dalam proses menuju kebaikan
· Menambah
pengalaman
· Mengurangi kesalahpahaman
suatu permasalahan karena lebih jelas dan konkrit
· Dapat menjawab
permasalahan-permasalahan yang timbul didalam pikiran seseorang karena berperan
secara langsung
Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode tersebut, maka dalam bidang studi agama, banyak hal-hal yang dapat didemonstrasikan terutama dalam bidang ibadah. Apabila teori menjalankan ibadah yang betul dan baik telah dimiliki oleh seseorang, maka orang tersebut harus mencoba mendemonsrasikan didepan orang lain yang belum tahu.
C.
Maksud dari Hadits Abi Qilabah tentang Metode Demonstrasi
Maksud dari hadits diatas adalah mengenai metode peragaan yang mana
dalam kalimat hadits terakhir, “Dan shalatlah kalian semuanya, sebagaimana aku
shalat. Dan apabila telah datang waktu shalat, maka adzanlah salah satu
diantara kalian. Dan yang paling tua diantara kalian jadikanlah imam”. Kembali
pada pengertian metode demonstrasi diatas, telah jelas bahwa cara mengajar
seorang pengajar apabila menggunakan metode ini lebih tepat. Contohnya mengenai
permasalahan tentang ibadah, yang mana apabila seorang guru menggunakan metode
ceramah ataupun yang lain, maka kurang tepat. Dapat dikarenakan masalah ini
dalam menjelaskan kepada murid harus menggunakan gerakan- gerakan atau
peragaan.
IV. SIMPULAN
Hadits dari Abu Qilabah tersebut berisi tentang mendukung digunakannya
metode peragaan dan demontrasi yang mana Rasulullah memerintah shalatlah kalian
semua seperti aku sholat dan seterusnya. Itu merupakan metode yang digunakan
para pendidik sekarang.
V. PENUTUP
Demikian
makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada penulis demi perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.
Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus
Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif.
Ramayulius. 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar