Senin, 24 Juni 2013

METODE DEMONSTRASI



METODE DEMONSTRASI
MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : HADITS
Dosen Pengampu : H. Darmuin, M.Ag
Kelas : PAI 2D
Logo-IAIN-Walisongo-Semarang.jpg

Oleh:
Umi Mukaromah         123111157

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
       I.       PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Pendidikan mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidikan yang kita dapatkan adalah di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Kita mungkin saja dapat menemukan suatu pendidikan yang sempurna, serta menerapkan strategi pemanfaatan potensi sesempurna mungkin. Akan tetapi semua ini masih memerlukan realisasi edukatif. Pelaksanaan itu memerlukan seperangkat metode dan tindakan pendidikan untuk mencapai apa yang diharapkan. Ini semua hendaknya ditata dalam suatu pendidikan yang menyeluruh dan terbaca dalam rangka tindakan dan perilaku yang konkrit. Ada banyak metode yang digunakan dalam proses pendidikan. Salah satunya adalah metode demonstrasi. Untuk itu dalam pembahasan kali ini kami akan menyajikan bahan diskusi tentang metode demonstrasi.  Untuk  lebih jelasnya mari kita bahas makalah ini.

    II.       RUMUSAN MASALAH
A.  Bagaimanakah bunyi hadits Abi Qilabah tentang metode demonstrasi?
B.  Apa pengertian metode demonstrasi?
C.  Apa maksud dari hadits Abi Qilabah tentang metode demonstrasi?

 III.       PEMBAHASAN
A.  Hadits Abi Qilabah tentang Metode Demonstrasi
عَنْ أَبِيْ قِلاَ بَةَ قَالَ حَدَّ ثَنَا مَالِكٌ أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُوْنَ فَأَ قَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِيْنَ يَوْمًا وَلَيْلَةً وَكَانَ رَسُوْلُ اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحِيْمًا رَفِيْقًا فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدْ ا شْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ قَدْ ا شْتَقْنَا سَأَ لنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَ خْبَرْنَاهُ قَالَ ارْجِعُوْا إِلَى أَهْلِيْكُمْ فَأَ قِيْمُوا فِيْهِمْ وَعَلِّمُوْهُمْ وَمُرُوْهُمْ وَذَكَرَأَشْيَاءَ أَخْفَظُهَا أَوْ لاَ أَخْفَظُهَا وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّي فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلاَةُ فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ وَلْيُؤَمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ  ( رواه البخاري )
Artinya: Dari Abi Qilabah, dia berkata: Malik telah bercerita kepada kami, kami datang kepada Nabi SAW, kami adalah para pemuda yang akrab sekali. Kami tinggal bersama Nabi selama 20 hari. Dan Nabi adalah seorang yang penyayang serta lemah lembut. Suatu ketika Nabi yakin kami rindu pada keluarga kami dan kami benar-benar menginginkannya. Nabi bertanya kepada kami tentang apa yang kami ajarkan setelah keberadaan kami di sana. Maka Malik meneruskan cerita tadi, Nabi bersabda “ pulanglah kalian kepada keluarga kalian, kemudian rawatlah mereka, ajarilah mereka dan perintahkanlah mereka. Dan Nabi berpesan sesuatu yang lebih harus aku jaga dan yang tidak harus aku jaga. Dan shalatlah kalian semuanya, sebagaimana aku shalat. Dan apabila telah datang waktu shalat, maka adzanlah salah satu diantara kalian. Dan yang paling tua diantara kalian jadikanlah imam.” (HR. Bukhari)

B.  Pengertian Metode Demontrasi
Kata demonstrasi diambil dari “demonstration” (to show) yang artinya memperagakan atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu. Adapun yang dimaksud dengan metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.[1] Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemonstrasikan (guru, peserta didik atau orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan.[2]
Berbeda dengan metode eksperimen, metode demonstrasi titik tekannya adalah memperagakan tentang jalannya suatu proses tertentu, sementara metode eksperimen adalah melakukan percobaan/praktik langsung atau dengan cara meneliti dan mengamati secara seksama. Perbedaan lainnya adalah metode demonstrasi dilakukan oleh guru terlebih dahulu, baru diikuti oleh siswa, sedangkan metode eksperimen dilakukan oleh guru dan siswa secara bersama-sama.[3]
Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi ini contohnya digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudhu, shalat, memandikan jenazah, dan sebagainya.
Kelebihan dari metode ini diantaranya adalah sebagai berikut:
·      Perhatian dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap dapat diamati.
·      Pemrosesan dalam menyelesaikan permasalahan akan lebih terarah
·      Merangsang seseorang untuk lebih aktif dalam proses menuju kebaikan
·      Menambah pengalaman
·      Mengurangi kesalahpahaman suatu permasalahan karena lebih jelas dan konkrit
·      Dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang timbul didalam pikiran seseorang karena berperan secara langsung

Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode tersebut, maka dalam bidang studi agama, banyak hal-hal yang dapat didemonstrasikan terutama dalam bidang ibadah. Apabila teori menjalankan ibadah yang betul dan baik telah dimiliki oleh seseorang, maka orang tersebut harus mencoba mendemonsrasikan didepan orang lain yang belum tahu.

C.  Maksud dari Hadits Abi Qilabah tentang Metode Demonstrasi
Maksud dari hadits diatas adalah mengenai metode peragaan yang mana dalam kalimat hadits terakhir, “Dan shalatlah kalian semuanya, sebagaimana aku shalat. Dan apabila telah datang waktu shalat, maka adzanlah salah satu diantara kalian. Dan yang paling tua diantara kalian jadikanlah imam”. Kembali pada pengertian metode demonstrasi diatas, telah jelas bahwa cara mengajar seorang pengajar apabila menggunakan metode ini lebih tepat. Contohnya mengenai permasalahan tentang ibadah, yang mana apabila seorang guru menggunakan metode ceramah ataupun yang lain, maka kurang tepat. Dapat dikarenakan masalah ini dalam menjelaskan kepada murid harus menggunakan gerakan- gerakan atau peragaan.

   IV.     SIMPULAN
Hadits dari Abu Qilabah tersebut berisi tentang mendukung digunakannya metode peragaan dan demontrasi yang mana Rasulullah memerintah shalatlah kalian semua seperti aku sholat dan seterusnya. Itu merupakan metode yang digunakan para pendidik sekarang.

      V.     PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis demi perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progressif.

Ramayulius. 2008. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.




[1] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 190
[2] Ramayulius, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 281

[3] Armai Arief, Loc. cit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar