PEMILIHAN SUMBER/MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun Oleh:
Alfiatus Sholihah (123111048)
Nafis Chilmi (123111114)
Umi Kulsum (123111156)
Umi Mukaromah (123111157)
I.
PENDAHULUAN
Dewasa ini bidang pengajaran secara umum telah terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang
keterampilan, ilmu, dan teknologi. Pengaruh perkembangan tersebut tampak jelas
dalam upaya-upaya pembaruan sistem pendidikan dan pembelajaran. Upaya pembaruan
itu menyentuh bukan hanya sarana fisik/fasilitas pendidikan, tetapi juga sarana
non-fisik seperti pengembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan memanfaatkan fasilitas yang
tersedia, cara kerja yang inovatif, maupun sikap kerja yang positif terhadap
tugas-tugas kependidikan yang diembannya. Salah satu bagian integral dari upaya
pembaruan itu adalah media pembelajaran.
Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya
pengembangan media pengajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan
dalam praktek. Banyak usaha yang dapat dikerjakan. Di samping memahami
penggunaannya, para guru pun patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan
“membuat sendiri” media yang menarik, murah, dan efisien, dengan tidak menolak
kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apakah
definisi sumber belajar dan apa saja jenis-jenis sumber belajar?
B.
Apakah
definisi media pembelajaran dan apa saja jenis-jenisnya?
C.
Apa fungsi
dan manfaat media pembelajaran?
D.
Bagaimanakah prinsip pemilihan media
pembelajaran?
III.
PEMBAHASAN
A.
Definisi Sumber Belajar dan Jenis-Jenis Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk
membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat
dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output),
namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam
sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan
penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Implementasi pemanfaatan sumber
belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum,
bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang
menggunakan berbagai ragam sumber belajar.
AECT (Assosiation for Educational
Communication and Technology) membedakan 6 jenis sumber belajar yang dapat
digunakan dalam proses belajar yaitu :
1.
Pesan
(Message)
Pesan merupakan
sumber belajar yang meliputi pesan formal, yaitu pesan yang dikeluarkan oleh
lembaga resmi, seperti pemerintah atau pesan yang disampaikan guru dalam
situasi pembelajaran. Pesan pesan ini selain disampaikan secara lisan juga
dibuat dalam bentuk dokumen, seperti kurikulum, peraturan pemerintah,
perundangan, GBPP, silabus satuan pembelajaran, dan sebagainya. Pesan non
formal, yaitu pesan yang ada di lingkungan
masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, misalnya
cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh masyarakat dan ulama, prasasti, relief-relief
pada candi, kitab-kitab kuno, dan peninggalan sejarah yang lainnya.
2.
Orang
(People)
Semua orang
pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat
dibagi dua kelompok. Pertama, kelompok orang didesain khusus sebagai sumber
belajar utama yang dididik secara profesional untuk mengajar, seperti guru,
konselor, instruktur, dan widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, teknisi sumber belajar,
pustakawan, dan lain-lain. Kelompok yang kedua adalah orang yang memiliki profesi selain
tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas. Misalnya
politisi, tenaga kesehatan, pertanian, arsitek, psikolog, lawyer,
polisi, pengusaha dan lain-lain.
3.
Bahan
(Matterials)
Bahan merupakan
suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket,
buku teks, modul, program video, film, program
slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4.
Alat
(Device)
Alat yang
dimaksud di sini adalah benda-benda yang
berbentuk fisik, sering disebut juga dengan perangkat keras (hardware). Alat ini berfungsi untuk menyajikan bahan-bahan
pada butir nomer 3 di atas. Di dalamnya
mencakup multimedia projector, slide projector,
film tape recorder, opage projector, dan sebagainya.
5.
Teknik
(Technique)
Teknik yang
dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan
pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya
mencakup ceramah, permainan atau simulasi, tanya jawab, dan sebagainya.
6.
Latar
(Setting)
Latar atau
lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang berada di luar
sekolah, baik yang disengaja atau tidak secara khusus
disiapkan untuk pembelajaran, termasuk di dalamnya
adalah pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan, labolatorium,
tempat work shop, halaman sekolah, kebun sekolah, lapangan sekolah, dan sebagainya.[1]
B.
Definisi Media Pembelajaran dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
Association of Education and
Comunication Technology 1977
memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Selain itu media juga sering
disebut dengan kata mediator, menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang
turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.[2]
Rossy dan Breidle, mengemukakan
bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya. Menurut Rossy, alat- alat semacam radio dan televisi jika
digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran.
Namun demikian, media bukan hanya
berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa
dapat memperoleh pengetahuan. Gerlach dan Ely menyatakan: “A medium,
conceived is any person, material or ivent that establishs condition which
enable the learner to acquire knowledge, skill and attitude”. Menurut
Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara TV,
radio, slide, atau bahan cetakan, akan tetapi meliputi
orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam
diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan.[3]
Berdasarkan uraian beberapa batasan
tentang media, berikut dikemukakan cirri-ciri umum yang
terkandung pada setiap batasan itu.
1.
Media
pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini disebut dengan hardware,
yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera.
2.
Media
pembelajaran mempunyai pengertian non-fisik yang
dikenal sebagai software,
yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi
yang ingin disampaikan kepada siswa.
3.
Media
pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di luar kelas.
4.
Media
pembelajaran
digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
5.
Media
pembelajaran
merupakan sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.[4]
Brets mengemukakan beberapa jenis
media pembelajaran yaitu:
1.
Media
audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara atau gerakan dan
bentuk objektif dapat dilihat, seperti: televisi.
2.
Medio audio-still-visual, yakni media
yang mempunyai suara, objeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti
film strip bersuara, slide bersuara.
3.
Media audio-semi-motion, mempunyai
suara dan gerakan, namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh,
seperti teleblackboard.
4.
Media motion-visual, yakni media yang
mempunyai gambar objek bergerak, tapi tanpa mengeluarkan suara, seperti film
bisu yang bergerak.
5.
Media still-visual, yakni ada objek,
namun tidak ada gerakan, seperti film strip dan slide tanpa suara.
6.
Media audio, hanya menggunakan suara,
seperti radio, telepon, dan audio-tape.
7.
Media cetak, yang tampil dalam bentuk
bahan-bahan tercetak atau tertulis, seperti buku, modul, dan pamflet.[5]
Sedangkan menurut Wina Sanjaya dalam karyanya yang berjudul “Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan” menjelaskan bahwa media
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung
dari sudut mana melihatnya.
1. Dilihat dari sifatnya, yaitu media auditif (hanya memiliki unsur
suara, seperti radio), media visual (hanya dapat dilihat, seperti foto),
dan media audiovisual (mengandung unsur suara dan unsur gambar, seperti slide
suara).
2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, yaitu media yang memiliki daya liput
yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi dan media yang memiliki daya
liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film dan video.
3. Dilihat dari cara dan teknik kemampuannya, yaitu media yang diproyeksikan,
seperti film dan slide dan media yang tidak diproyeksikan, seperti foto
dan gambar.[6]
C.
Fungsi dan Manfaat Media
Pembelajaran
Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, antara lain:
1. Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau menyertai teks materi pelajaran.
2. Fungsi afektif, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar.
3. Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris, terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual
yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan menginatnya kembali.[7]
Berdasarkan uraian dan pendapat beberapa ahli yaitu Kemp, Dayton, Dale, Sudjana, Rivai, dan
Encyclopedia of Educational Research, Azhar Arsyad menyimpulkan beberapa
manfaat dari media pembelajaran, yaitu:
1. Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses belajar.
2. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan
motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,
dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
3. Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan
guru, masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata,
kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.[8]
D.
Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media, di antaranya:
1.
Pemilihan
media harus sesuai dengan tujuan, bersikap
kognitif, efektif, atau psikomotor. Perlu dipahami satu media tidak cocok dipakai untuk
semua tujuan. Jadi, setiap media memiliki karakteristik
tertentu. yang harus disajikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemakainya.
2.
Pemilihan
media harus berdasarkan konsep yang jelas. Artinya pemilihan media tertentu
bukan didasarkan kepada kesenangan guru atau sekadar selingan dan hiburan,
melainkan harus menjadi bagian integral dalam keseluruhan proses pembelajaran
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran siswa.
3.
Pemilihan
media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ada media yang cocok untuk
sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa yang lain.
4.
Pemilihan
media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru.
Oleh sebab itu, guru perlu memahami karakteristik serta prosedur penggunaan
media yang dipilih.
5.
Pemilihan
media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia
untuk kebuuhan pembelajaran.
Selain pertimbangan di atas,
untuk memilih media dapat juga menggunakan
pola yang lain, seperti sejumlah
pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang dirumuskan
dalam kata “ACTION”, yaitu akronim dari:
1.
Access, kemudahan
access menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
2.
Cost, biaya
juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita.
3.
Technology, mungkin
saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu perhatikan
apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya.
4.
Interactivity, media
yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas.
5.
Organization, pertimbangan
yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah
mendukung?
IV.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk
membantu optimalisasi hasil belajar. Jenis- jenis sumber belajar antara lain: pesan (message), orang (people), bahan
(matterials), alat (device), teknik (technique), dan latar
(setting).
Sementara media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau informasi. Beberapa jenis media pembelajaran yaitu: media audio-motion-visual, medio audio-still-visual, media audio-semi-motion,
media motion-visual, media still-visual, media audio, dan
media cetak. Empat fungsi media pembelajaran, antara lain: fungsi
atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu: (1) Pemilihan
media harus sesuai dengan tujuan, bersikap kognitif,
efektif, atau psikomotor; (2) Pemilihan media
harus berdasarkan konsep yang jelas. (3) Pemilihan media
harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. (4) Pemilihan
media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. (5) Pemilihan
media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia.
V.
PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
penulis demi perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S.. 2013. Perencanaan
Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
[1]
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 228-230.
[2]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3.
[3]
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), hlm. 204.
[4]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 6-7.
[5]
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S., Perencanaan
Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm. 114-115.
[6]
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana,
2012), hlm. 172-173.
[7]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 17.
[8]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 26-27.
[9]
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 224-226
Tidak ada komentar:
Posting Komentar