Sabtu, 20 Desember 2014

PEMILIHAN SUMBER/MEDIA PEMBELAJARAN



PEMILIHAN SUMBER/MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun Oleh: 
Alfiatus Sholihah        (123111048) 
Nafis Chilmi                (123111114) 
Umi Kulsum                (123111156)
Umi Mukaromah         (123111157)

I.       PENDAHULUAN
Dewasa ini bidang pengajaran secara umum telah terpengaruh oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang keterampilan, ilmu, dan teknologi. Pengaruh perkembangan tersebut tampak jelas dalam upaya-upaya pembaruan sistem pendidikan dan pembelajaran. Upaya pembaruan itu menyentuh bukan hanya sarana fisik/fasilitas pendidikan, tetapi juga sarana non-fisik seperti pengembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara kerja yang inovatif, maupun sikap kerja yang positif terhadap tugas-tugas kependidikan yang diembannya. Salah satu bagian integral dari upaya pembaruan itu adalah media pembelajaran.
Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pengajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktek. Banyak usaha yang dapat dikerjakan. Di samping memahami penggunaannya, para guru pun patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan “membuat sendiri” media yang menarik, murah, dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apakah definisi sumber belajar dan apa saja jenis-jenis sumber belajar?
B.     Apakah definisi media pembelajaran dan apa saja jenis-jenisnya?
C.     Apa fungsi dan manfaat media pembelajaran?
D.    Bagaimanakah prinsip pemilihan media pembelajaran?
III. PEMBAHASAN
A.    Definisi Sumber Belajar dan Jenis-Jenis Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output), namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya.
Implementasi pemanfaatan sumber belajar di dalam proses pembelajaran tercantum dalam kurikulum, bahwa dalam proses pembelajaran yang efektif adalah proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar.
AECT (Assosiation for Educational Communication and Technology) membedakan 6 jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar yaitu :
1.      Pesan (Message)
Pesan merupakan sumber belajar yang meliputi pesan formal, yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, seperti pemerintah atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran. Pesan pesan ini selain disampaikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk dokumen, seperti kurikulum, peraturan pemerintah, perundangan, GBPP, silabus satuan pembelajaran, dan sebagainya. Pesan non formal, yaitu  pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh masyarakat dan ulama, prasasti, relief-relief pada candi, kitab-kitab kuno, dan peninggalan sejarah yang lainnya.
2.      Orang (People)
Semua orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi dua kelompok. Pertama, kelompok orang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional untuk mengajar, seperti guru, konselor, instruktur, dan widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, teknisi sumber belajar, pustakawan, dan lain-lain. Kelompok yang kedua adalah orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas. Misalnya politisi, tenaga kesehatan, pertanian, arsitek, psikolog, lawyer, polisi, pengusaha dan lain-lain.
3.      Bahan (Matterials)
Bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4.      Alat (Device)
Alat yang dimaksud di sini adalah benda-benda yang berbentuk fisik, sering disebut juga dengan perangkat keras (hardware). Alat ini berfungsi untuk menyajikan bahan-bahan pada butir nomer 3 di atas. Di dalamnya mencakup multimedia projector, slide projector, film tape recorder, opage projector, dan sebagainya.
5.      Teknik (Technique)
Teknik yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan atau simulasi, tanya jawab, dan sebagainya.
6.      Latar (Setting)
Latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang berada di luar sekolah, baik yang disengaja atau tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan, labolatorium, tempat work shop, halaman sekolah, kebun sekolah, lapangan sekolah, dan sebagainya.[1]
B.     Definisi Media Pembelajaran dan Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Association of Education and Comunication Technology 1977 memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Selain itu media juga sering disebut dengan kata mediator, menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.[2]
Rossy dan Breidle, mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossy, alat- alat semacam radio dan televisi jika digunakan dan diprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran.
Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Gerlach dan Ely menyatakan: “A medium, conceived is any person, material or ivent that establishs condition which enable the learner to acquire knowledge, skill and attitude”. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara TV, radio, slide, atau bahan cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa atau untuk menambah keterampilan.[3]
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media, berikut dikemukakan cirri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan itu.
1.      Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini disebut dengan hardware, yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera.
2.      Media pembelajaran mempunyai pengertian non-fisik yang dikenal sebagai software, yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3.      Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas.
4.      Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
5.      Media pembelajaran merupakan sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.[4]
Brets mengemukakan beberapa jenis media pembelajaran yaitu:
1.      Media audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara atau gerakan dan bentuk objektif dapat dilihat, seperti: televisi.
2.      Medio audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara, objeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti film strip bersuara, slide bersuara.
3.      Media audio-semi-motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh, seperti teleblackboard.
4.      Media motion-visual, yakni media yang mempunyai gambar objek bergerak, tapi tanpa mengeluarkan suara, seperti film bisu yang bergerak.
5.      Media still-visual, yakni ada objek, namun tidak ada gerakan, seperti film strip dan slide tanpa suara.
6.      Media audio, hanya menggunakan suara, seperti radio, telepon, dan audio-tape.
7.      Media cetak, yang tampil dalam bentuk bahan-bahan tercetak atau tertulis, seperti buku, modul, dan pamflet.[5]
Sedangkan menurut Wina Sanjaya dalam karyanya yang berjudul “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan” menjelaskan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
1.      Dilihat dari sifatnya, yaitu media auditif (hanya memiliki unsur suara, seperti radio), media visual (hanya dapat dilihat, seperti foto), dan media audiovisual (mengandung unsur suara dan unsur gambar, seperti slide suara).
2.      Dilihat dari kemampuan jangkauannya, yaitu media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi dan media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film dan video.
3.      Dilihat dari cara dan teknik kemampuannya, yaitu media yang diproyeksikan, seperti film dan slide dan media yang tidak diproyeksikan, seperti foto dan gambar.[6]
C.    Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Levie dan Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, antara lain:
1.      Fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2.      Fungsi afektif, dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
3.      Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4.      Fungsi kompensatoris, terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan menginatnya kembali.[7]
Berdasarkan uraian dan pendapat beberapa ahli yaitu Kemp, Dayton, Dale, Sudjana, Rivai, dan Encyclopedia of Educational Research, Azhar Arsyad menyimpulkan beberapa manfaat dari media pembelajaran, yaitu:
1.      Memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses belajar.
2.      Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3.      Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
4.      Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya, misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.[8]
D.    Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, di antaranya:
1.      Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan, bersikap kognitif, efektif, atau psikomotor. Perlu dipahami satu  media tidak cocok dipakai untuk semua tujuan. Jadi, setiap media memiliki karakteristik tertentu. yang harus disajikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemakainya.
2.      Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. Artinya pemilihan media tertentu bukan didasarkan kepada kesenangan guru atau sekadar selingan dan hiburan, melainkan harus menjadi bagian integral dalam keseluruhan proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran siswa.
3.      Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Ada media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa yang lain.
4.      Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. Oleh sebab itu, guru perlu memahami karakteristik serta prosedur penggunaan media yang dipilih.
5.      Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebuuhan pembelajaran.
Selain pertimbangan di atas, untuk memilih media dapat juga menggunakan pola yang lain, seperti sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang dirumuskan dalam kata ACTION, yaitu akronim dari:
1.      Access, kemudahan access menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
2.      Cost, biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita.
3.      Technology, mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya.
4.      Interactivity, media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
5.      Organization, pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah mendukung?
6.      Novelty, media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.[9]
IV. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Jenis- jenis sumber belajar antara lain: pesan (message), orang (people), bahan (matterials), alat (device), teknik (technique), dan latar (setting).
Sementara media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Beberapa jenis media pembelajaran yaitu: media audio-motion-visual, medio audio-still-visual, media audio-semi-motion, media motion-visual, media still-visual, media audio, dan media cetak. Empat fungsi media pembelajaran, antara lain: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu: (1) Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan, bersikap kognitif, efektif, atau psikomotor; (2) Pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas. (3) Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. (4) Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru. (5) Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia.
V.    PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis demi perbaikan makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S.. 2013. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.


[1] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 228-230.
[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3.
[3] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 204.
[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 6-7.
[5] R. Ibrahim dan Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), hlm. 114-115.
[6] Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd., Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 172-173.
[7] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 17.
[8] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 26-27.
[9] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 224-226

Tidak ada komentar:

Posting Komentar